Pembelajaran
yang berpihak pada murid adalah fokus utama dalam Paket Modul 2 Program Guru
Penggerak. Melalui materi yang berkaitan dengan pembelajaran berdiferensiasi,
pembelajaran sosial-emosional, dan coaching, saya melihat keterkaitan yang erat
antara ketiganya dalam membentuk seorang guru sebagai pemimpin pembelajaran
yang efektif. Berikut adalah refleksi dan analisis saya terhadap materi yang
telah dipelajari.
A.
Pemikiran Reflektif terkait Pengalaman Belajar
1. Pengalaman/Materi
Pembelajaran yang Baru Saja Diperoleh: Materi coaching dan
supervisi akademik menambah pemahaman saya tentang pentingnya peran seorang
coach di sekolah. Sebagai seorang coach, saya tidak hanya berperan dalam
membantu rekan kerja untuk tumbuh, tetapi juga bertanggung jawab dalam
memastikan bahwa setiap murid mendapatkan pendidikan yang sesuai dengan
kebutuhan mereka. Pendekatan pembelajaran berdiferensiasi dan pembelajaran
sosial-emosional merupakan komponen utama dalam hal ini.
2. Emosi
yang Dirasakan Terkait Pengalaman Belajar: Saat mempelajari
keterampilan coaching dan supervisi akademik, saya merasakan semangat baru dan
antusiasme untuk mendalami pendekatan ini. Namun, di sisi lain, ada sedikit
kegelisahan karena coaching adalah keterampilan baru yang membutuhkan waktu
untuk dikuasai, terutama dalam menciptakan lingkungan yang aman bagi rekan
sejawat dan mengarahkan mereka ke solusi terbaik.
3. Apa
yang Sudah Baik Berkaitan dengan Keterlibatan Saya dalam Proses Belajar: Saya
merasa keterlibatan saya cukup baik dalam proses pembelajaran ini. Saya sudah
mulai menerapkan prinsip-prinsip coaching dalam percakapan dengan rekan-rekan
guru di sekolah, termasuk mendengarkan aktif dan membantu mereka menemukan
solusi mereka sendiri.
4. Apa
yang Perlu Diperbaiki Terkait dengan Keterlibatan Diri dalam Proses Belajar:
Meskipun sudah terlibat aktif, saya merasa perlu lebih banyak berlatih dalam
mengajukan pertanyaan berbobot dan memberdayakan rekan sejawat. Kadang, saya
masih merasa sulit untuk tidak langsung memberikan saran atau solusi, padahal
peran seorang coach adalah membantu coachee menemukan jawabannya sendiri.
5. Keterkaitan
terhadap Kompetensi dan Kematangan Diri Pribadi:
Materi ini membantu saya melihat bahwa menjadi pemimpin pembelajaran tidak
hanya tentang kemampuan mengajar, tetapi juga bagaimana saya dapat
memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan rekan sejawat. Kematangan diri saya
terletak pada kemampuan untuk lebih sabar, mendengarkan, dan memberikan ruang
bagi orang lain untuk berkembang.
B.
Analisis untuk Implementasi dalam Konteks CGP
1. Memunculkan
Pertanyaan Kritis yang Berhubungan dengan Konsep Materi dan Menggalinya Lebih
Jauh: Salah satu pertanyaan yang muncul dalam proses belajar
ini adalah: bagaimana saya dapat membantu rekan sejawat untuk benar-benar
memahami pentingnya pembelajaran berdiferensiasi dan pembelajaran
sosial-emosional dalam proses belajar mengajar? Bagaimana saya dapat mendorong
mereka untuk mengimplementasikan pendekatan ini secara konsisten?
2. Mengolah
Materi yang Dipelajari dengan Pemikiran Pribadi sehingga Tergali Wawasan
(Insight) Baru: Dari pengalaman belajar ini, saya menyadari
bahwa coaching bukan hanya alat untuk meningkatkan kinerja guru, tetapi juga
sarana untuk mendorong inovasi dalam proses pembelajaran. Dengan mengembangkan
kompetensi coaching, saya bisa membantu rekan sejawat untuk lebih kreatif dalam
merancang pembelajaran yang memenuhi kebutuhan murid.
3. Menganalisis
Tantangan yang Sesuai dengan Konteks Asal CGP:
Tantangan utama yang saya identifikasi adalah kurangnya kesadaran di antara
sebagian guru tentang pentingnya pembelajaran sosial-emosional dan
berdiferensiasi. Selain itu, keterbatasan waktu dan sumber daya juga menjadi
hambatan dalam penerapan pembelajaran yang berpihak pada murid.
4. Memunculkan
Alternatif Solusi terhadap Tantangan yang Diidentifikasi:
Salah satu solusi yang mungkin diterapkan adalah memberikan pelatihan internal
yang berfokus pada pentingnya pembelajaran sosial-emosional dan
berdiferensiasi. Selain itu, saya bisa mulai dengan memperkenalkan pendekatan
ini melalui contoh kecil yang mudah diterapkan di kelas. Dengan begitu, guru
lain dapat melihat manfaatnya dan lebih termotivasi untuk mencobanya sendiri.
C.
Membuat Keterhubungan
1. Pengalaman
Masa Lalu: Ketika saya pertama kali belajar tentang pembelajaran
berdiferensiasi, saya merasa kesulitan untuk mengintegrasikannya dalam
pembelajaran sehari-hari. Namun, seiring dengan pemahaman yang lebih baik
melalui modul ini, saya menjadi lebih yakin bahwa pendekatan ini sangat penting
untuk memenuhi kebutuhan semua murid.
2. Penerapan
di Masa Mendatang: Ke depan, saya berencana untuk lebih banyak
melibatkan rekan sejawat dalam sesi coaching. Saya akan menggunakan pendekatan
coaching untuk membantu mereka melihat pentingnya diferensiasi dan pembelajaran
sosial-emosional dalam kelas mereka. Selain itu, saya akan mencoba membuat
rencana aksi untuk mengimplementasikan ide-ide baru yang muncul dari sesi
coaching.
3. Konsep
atau Praktik Baik yang Dilakukan dari Modul Lain yang Telah Dipelajari:
Konsep disiplin positif dari modul sebelumnya juga sangat berkaitan dengan
pembelajaran sosial-emosional. Menerapkan disiplin positif dalam konteks
sosial-emosional dapat membantu menciptakan lingkungan yang mendukung bagi
murid untuk belajar dengan lebih efektif.
4. Informasi yang Didapat dari Orang atau Sumber Lain di Luar Bahan Ajar PGP: Saya juga mendapatkan wawasan dari diskusi dengan rekan guru di luar Program Guru Penggerak. Beberapa dari mereka telah mencoba pendekatan coaching dan berbagi pengalaman sukses mereka dalam mengelola kelas melalui coaching. Pengalaman mereka menginspirasi saya untuk terus mengembangkan keterampilan ini.
Kesimpulan:
Melalui
pembelajaran di Paket Modul 2 ini, saya mendapatkan pemahaman yang lebih dalam
tentang pentingnya pembelajaran yang berpihak pada murid, khususnya melalui
pembelajaran berdiferensiasi, pembelajaran sosial-emosional, dan coaching.
Ketiga komponen ini saling mendukung dalam menciptakan pengalaman belajar yang
holistik bagi murid. Sebagai seorang coach, peran saya tidak hanya untuk
mendukung rekan sejawat tetapi juga untuk memastikan bahwa setiap murid
mendapatkan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Ke depannya, saya
berkomitmen untuk terus mengasah keterampilan coaching saya dan
mengintegrasikan pendekatan ini dalam proses pembelajaran di sekolah.
0 comments:
Post a Comment