Wednesday, September 4, 2024

Eksplorasi Konsep 2 - Modul 2.2


Eksplorasi Konsep 2 - Modul 2.2

Durasi: 2 JP

Tujuan Pembelajaran Khusus: 

Refleksi D.1b. Manajemen diri

Berikut adalah contoh  RPP untuk menggambarkan pengajaran eksplisit 5 KSE.

Silahkan cermati  dan berikan refleksi Anda setelah mempelajari RPP tersebut.


MANAJEMEN DIRI


HASIL REFLEKSI SAYA :

Pembukaan hangat: antara lain dengan memberikan kesempatan pada  murid untuk

berbicara, mendengarkan aktif, memungkinkan interaksi, menciptakan rasa memiliki, dapat

menumbuhkan salah satu kompetensi sosial dan emosional 

Kegiatan inti yang melibatkan: antara lain dengan melakukan diskusi akademik, pembelajaran

kooperatif,  pembelajaran berbasis proyekrefleksi diri dan penilaian diri, pemberian suara

dan pilihan

Penutupan optimistik: antara lain dengan refleksi, apresiasi, dan cara-cara positif lainnya

untuk memperkuat pembelajaran

1. CGP dapat menjelaskan urgensi Pembelajaran Sosial dan Emosional untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman dan nyaman  agar seluruh individu di sekolah dapat meningkatkan kompetensi akademik dan kesejahteraan psikologis (well-being) secara optimal.

2. CGP dapat menjelaskan konsep Pembelajaran Sosial dan Emosional berdasarkan kerangka kerja CASEL  (Collaborative  for Academic, Social and Emotional Learning) yang bertujuan untuk mengembangkan 5 (lima) Kompetensi Sosial dan Emosional (KSE) yaitu: kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, keterampilan berelasi, dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab.

3. CGP dapat mendemonstrasikan pemahaman tentang konsep kesadaran penuh (mindfulness) sebagai dasar pengembangan 5 kompetensi sosial emosional  (KSE).

4. CGP dapat menjelaskan bagaimana implementasi pembelajaran sosial emosional di kelas dan sekolah melalui 4 indikator, yaitu: pengajaran eksplisit, integrasi dalam  praktik mengajar guru dan kurikulum akademik,  penciptaan iklim kelas dan budaya sekolah, dan penguatan pembelajaran sosial emosional pendidik dan tenaga kependidikan (PTK) di sekolah.

HASIL REFLEKSI SAYA :

Sebelumnya saya berpikir bahwa pengajaran Kompetensi Sosial-Emosional (KSE) mungkin
hanya bisa diterapkan secara tidak langsung melalui aktivitas sehari-hari di kelas. Saya
merasa bahwa pengajaran KSE perlu dilakukan secara alami dan tidak terstruktur agar siswa bisa merasakannya sebagai bagian dari kehidupan mereka, bukan sebagai sesuatu yang dipaksakan atau terpisah dari pembelajaran utama.

Ternyata RPP ini menunjukkan bahwa pengajaran KSE bisa dilakukan secara eksplisit dan terstruktur tanpa kehilangan esensi dari pembelajaran emosional itu sendiri. Melalui pendekatan yang jelas dan alat bantu seperti roda emosi Plutchik, guru dapat membantu siswa mengenali dan mengelola emosi mereka dengan lebih baik. Selain itu, RPP ini juga menunjukkan bahwa mindfulness dapat diajarkan secara eksplisit sebagai bagian dari rutinitas kelas yang mendukung kesadaran diri dan pengelolaan emosi siswa.

Ide pembelajaran baru atau menarik yang akan saya terapkan adalah penggunaan musik sebagai alat untuk praktik kesadaran penuh. Saya tertarik untuk mencoba metode ini karena musik memiliki kekuatan emosional yang dapat membantu siswa lebih terhubung dengan perasaan mereka. Selain itu, saya juga ingin menerapkan kegiatan di mana siswa dapat memilih cara mereka mengekspresikan emosi melalui seni, seperti menggambar, menulis, atau musik, sesuai dengan preferensi mereka masing-masing. Ini tidak hanya akan memperkaya pengalaman belajar mereka tetapi juga menghargai keberagaman gaya belajar dan ekspresi diri di dalam kelas.

Refleksi D.1a. Kesadaran diri

Berikut adalah contoh  RPP untuk menggambarkan pengajaran eksplisit 5 KSE. Silahkan cermati  dan berikan refleksi Anda setelah mempelajari RPP tersebut.

KESADARAN DIRI

HASIL REFLEKSI SAYA :

Sebelumnya saya berpikir bahwa pengajaran manajemen emosi mungkin lebih efektif jika dilakukan secara spontan dalam interaksi sehari-hari, bukan melalui skenario yang direncanakan. Saya membayangkan bahwa siswa mungkin merasa kurang terlibat atau tidak memahami sepenuhnya jika pengajaran ini dilakukan dalam bentuk yang terlalu terstruktur atau formal.

Ternyata dengan pendekatan yang direncanakan dan disusun dengan baik seperti dalam RPP ini, pengajaran manajemen emosi dapat menjadi lebih efektif dan mendalam. Skenario bermain peran membantu siswa menghadapi situasi emosional yang kompleks dalam lingkungan yang aman, sehingga mereka dapat belajar untuk mengidentifikasi dan mengelola emosi mereka dengan lebih baik. Pendekatan ini juga memungkinkan siswa untuk mempraktikkan keterampilan sosial dan emosional secara langsung dan reflektif, yang membuat pembelajaran menjadi lebih nyata dan aplikatif.

Ide pembelajaran baru atau menarik yang akan saya terapkan adalah : penggunaan skenario bermain peran untuk mengeksplorasi emosi dan cara mengelola emosi dalam situasi sehari-hari. Saya melihat metode ini sangat efektif untuk membantu siswa mempelajari cara-cara praktis untuk menghadapi tantangan emosional. Selain itu, saya tertarik untuk menggunakan latihan kesadaran penuh (mindfulness) sebagai alat pengelolaan emosi, yang tampaknya memberikan dampak positif dalam membantu siswa mengenali dan menenangkan pikiran mereka sebelum merespon situasi dengan lebih bijak.

Melalui refleksi ini, saya merasa lebih yakin untuk mengintegrasikan pengajaran sosial-emosional secara eksplisit dalam pembelajaran sehari-hari, terutama dalam konteks pembelajaran di SMK yang seringkali memerlukan pengelolaan emosi ya


Refleksi D.1c. Kesadaran Sosial

Berikut adalah contoh  RPP untuk menggambarkan pengajaran eksplisit 5 KSE.

Silahkan cermati  dan berikan refleksi Anda setelah mempelajari RPP tersebut.


KESADARAN SOSIAL


HASIL REFLEKSI SAYA :

Sebelumnya saya berpikir bahwa untuk membangun empati dan kesadaran sosial di kalangan siswa, mungkin diperlukan pendekatan yang lebih teoritis atau berbasis diskusi kelompok yang formal. Saya juga merasa bahwa pengajaran kesadaran sosial ini mungkin lebih cocok dilakukan dalam kegiatan yang lebih besar, seperti proyek komunitas atau kegiatan ekstrakurikuler.

Ternyata melalui pendekatan wawancara teman sebaya yang terstruktur dalam RPP ini, pengajaran empati dan kesadaran sosial bisa menjadi lebih personal dan mendalam. Dengan menggunakan teknik wawancara dan latihan kesadaran penuh (mindfulness), siswa dapat mengalami langsung bagaimana rasanya mendengarkan dan dipahami oleh orang lain. Ini membantu mereka memahami perasaan dan perspektif orang lain, yang merupakan inti dari kesadaran sosial. Pendekatan yang lebih intim dan reflektif ini ternyata sangat efektif untuk membangun empati secara langsung dalam interaksi sehari-hari.

Ide pembelajaran baru atau menarik yang akan saya terapkan adalah metode wawancara teman sebaya yang digabungkan dengan praktik kesadaran penuh. Saya melihat metode ini sebagai cara yang sangat efektif untuk mengajarkan empati secara praktis. Dalam pelajaran Teknik Pemesinan CNC & CAM, misalnya, saya bisa menerapkan wawancara teman sebaya dalam bentuk diskusi reflektif setelah sesi praktik, di mana siswa dapat berbagi pengalaman mereka, tantangan yang dihadapi, dan cara mereka mengatasinya. Ini tidak hanya memperkuat keterampilan teknis mereka, tetapi juga meningkatkan kesadaran sosial dan empati di antara siswa.

Selain itu, penggunaan latihan kesadaran penuh sebelum memulai wawancara atau diskusi juga merupakan ide yang menarik untuk dicoba. Hal ini dapat membantu siswa untuk lebih fokus, tenang, dan siap mendengarkan satu sama lain dengan penuh perhatian, yang akan meningkatkan kualitas interaksi dan pembelajaran secara keseluruhan.


Refleksi D.1d. Keterampilan Berelasi

Berikut adalah contoh  RPP untuk menggambarkan pengajaran eksplisit 5 KSE.

Silahkan cermati  dan berikan refleksi Anda setelah mempelajari RPP tersebut.


KETERAMPILAN BERELASI


HASIL REFLEKSI SAYA :

Sebelumnya saya berpikir bahwa resolusi konflik di antara siswa mungkin memerlukan intervensi guru yang lebih aktif dan terarah, dengan fokus pada mediasi yang lebih tradisional. Saya juga berpikir bahwa siswa sering kali memerlukan panduan yang sangat jelas untuk menyelesaikan konflik, terutama di lingkungan sekolah di mana tekanan sosial dapat mempengaruhi dinamika kelompok.

Ternyata penggunaan teknik I-Message sebagai alat komunikasi dalam resolusi konflik memberikan siswa kesempatan untuk mengungkapkan perasaan mereka secara lebih terbuka dan personal tanpa menyalahkan orang lain. Teknik ini mengajarkan siswa untuk lebih bertanggung jawab terhadap perasaan mereka sendiri dan lebih peka terhadap perasaan orang lain. Saya juga menyadari bahwa dengan mempraktikkan I-Message, siswa dapat membangun hubungan yang lebih positif dan produktif dengan teman sebayanya karena fokusnya bukan pada siapa yang salah, melainkan pada bagaimana perasaan seseorang terhadap situasi yang terjadi.

Ide pembelajaran baru atau menarik yang akan saya terapkan adalah integrasi teknik I-Message dalam kegiatan kelompok di kelas, khususnya ketika siswa bekerja dalam tim untuk menyelesaikan proyek atau tugas bersama. Saya akan menerapkan teknik ini untuk membantu siswa mengatasi tantangan kerja sama tim, seperti ketika ada anggota kelompok yang tidak berkontribusi sesuai harapan. Dengan menggunakan I-Message, siswa dapat lebih efektif mengomunikasikan perasaan mereka tanpa menimbulkan konflik lebih lanjut. Selain itu, saya akan menerapkan latihan kesadaran penuh (mindfulness) sebelum dan sesudah diskusi kelompok untuk membantu siswa tetap fokus, tenang, dan terbuka dalam berkomunikasi.

Pendekatan ini tidak hanya akan meningkatkan keterampilan komunikasi siswa, tetapi juga memperkuat hubungan antar siswa, menciptakan lingkungan belajar yang lebih suportif dan kolaboratif.


Refleksi D.1e. Pengambilan Keputusan yang Bertanggung Jawab

Berikut adalah contoh  RPP untuk menggambarkan pengajaran eksplisit 5 KSE.

Silahkan cermati  dan berikan refleksi Anda setelah mempelajari RPP tersebut.


PENGAMBILAN KEPUTUSAN


HASIL REFLEKSI SAYA :

Sebelumnya saya berpikir bahwa pengambilan keputusan yang bertanggung jawab hanya berfokus pada hasil akhir yang benar dan sesuai norma. Saya cenderung melihat proses pengambilan keputusan sebagai sesuatu yang linear, di mana murid hanya perlu memilih antara benar atau salah berdasarkan aturan atau instruksi yang diberikan. Saya juga berpikir bahwa murid mungkin kesulitan memahami konsep tanggung jawab dalam keputusan yang mereka buat karena belum cukup matang secara emosional.

Ternyata pendekatan menggunakan strategi POOCH (Problem, Options, Outcomes, Choices) memberikan struktur yang jelas dan membantu murid menganalisis keputusan mereka dengan lebih mendalam. Strategi ini bukan hanya tentang memilih keputusan yang "benar," tetapi juga tentang memahami konsekuensi dari setiap pilihan yang diambil dan bagaimana setiap langkah dalam proses pengambilan keputusan mempengaruhi hasil akhirnya. Saya juga menyadari bahwa melalui refleksi dan kesadaran penuh, murid dapat mengembangkan keterampilan emosional yang lebih baik untuk menghadapi tantangan dalam pengambilan keputusan.

Ide pembelajaran baru atau menarik yang akan saya terapkan adalah integrasi strategi POOCH dalam proses pembelajaran sehari-hari, terutama ketika murid menghadapi situasi di mana mereka harus membuat keputusan yang berdampak pada orang lain atau diri mereka sendiri. Saya akan mengajak murid untuk menganalisis keputusan-keputusan sederhana hingga kompleks dalam kehidupan sehari-hari mereka, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Selain itu, praktik kesadaran penuh (mindfulness) sebelum mengambil keputusan akan saya terapkan untuk membantu murid lebih tenang dan fokus, sehingga mereka dapat mempertimbangkan pilihan mereka dengan lebih matang.

Pendekatan ini akan membantu murid memahami bahwa pengambilan keputusan bukan hanya soal memilih yang terbaik, tetapi juga memahami proses berpikir di balik setiap keputusan dan bertanggung jawab atas konsekuensinya.



D.2. Integrasi dalam Praktek Mengajar Guru dan Kurikulum Akademik


Untuk mengintegrasikan KSE dalam praktek mengajar guru dan kurikulum akademik, tujuan Kompetensi Sosial Emosional dapat diintegrasikan ke dalam konten pembelajaran dan strategi pembelajaran pada materi akademik, serta musik, seni, dan pendidikan jasmani.   

Berikut adalah contoh RPP TK - SMP yang disusun untuk memberikan gambaran bagaimana  integrasi KSE dalam 3 bagian  Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), yaitu:

Mari belajar bersama dan buatlah refleksi.


RPP TK,SD,SMP


HASIL REFLEKSI SAYA :

Sebelumnya saya berpikir bahwa pengajaran di tingkat TK terutama berfokus pada kegiatan bermain tanpa banyak mempertimbangkan struktur yang mendukung pengembangan keterampilan sosial-emosional murid. Saya cenderung melihat kegiatan bermain sebagai aktivitas yang lebih bersifat hiburan dan tidak terlalu terstruktur, di mana tujuan utamanya adalah membuat murid merasa senang tanpa banyak memperhatikan aspek reflektif atau pengambilan keputusan.

Ternyata RPP ini menunjukkan bahwa pengajaran di tingkat TK dapat dilakukan dengan pendekatan yang sangat terstruktur, di mana setiap kegiatan bermain dirancang tidak hanya untuk kesenangan murid tetapi juga untuk mengembangkan keterampilan sosial-emosional mereka. Melalui kegiatan yang direncanakan secara cermat seperti membuat rencana bermain, merefleksikan pengalaman bermain, dan berbagi pendapat, murid belajar untuk menjadi lebih mandiri, percaya diri, dan bertanggung jawab. Pendekatan ini juga melibatkan murid dalam proses refleksi yang mendalam, yang biasanya lebih sering ditemui pada tingkat pendidikan yang lebih tinggi.

Ide pembelajaran baru atau menarik yang akan saya terapkan adalah integrasi refleksi harian ke dalam proses pembelajaran, tidak hanya di tingkat TK tetapi juga di tingkat yang lebih tinggi. Misalnya, saya dapat meminta murid untuk merencanakan dan merefleksikan kegiatan belajar mereka setiap hari, serta mengajak mereka untuk berbagi pengalaman dan tantangan yang mereka hadapi. Selain itu, penggunaan tabel rencana kegiatan dan melibatkan murid dalam diskusi tentang pengalaman mereka bisa menjadi cara yang efektif untuk membangun kesadaran diri dan keterampilan reflektif pada murid. Saya juga tertarik untuk menerapkan penilaian yang berkelanjutan melalui observasi dan catatan anekdot, yang tampaknya sangat cocok untuk menilai perkembangan sosial-emosional murid secara lebih holistik.


0 comments:

Post a Comment