DEKON

Perumusan Visi SMK N Jateng Di Purbalingga

Kegiatan Pendampingan Individu oleh Pengajar Praktik dalam perumusan Visi Sekolah.

Kegiatan Elaborasi

Elaborasi pemahaman adalah proses memperdalam pemahaman terhadap materi yang telah diberikan.

Ruang Kolaborasi

Aktivitas yang dapat dilakukan oleh Calon Guru Penggerak (CGP), seperti masuk ke Ruang Virtual untuk diskusi, masuk ke Ruang Virtual untuk presentasi, dan mengumpulkan tugas.

Profil Blogger

Saya adalah seorang guru Kejuruan Teknik Pemesinan CNC dan CAM SMK N Jateng Di Purbalingga.

Aksi Nyata

Aksi Nyata adalah kegiatan konkret yang dilakukan oleh seorang Guru Penggerak dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah.

Friday, October 18, 2024

Tugas Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin

 Tugas Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin


Dibawah ini link semua tugas Modul 3.1 Pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai pemimpin :

1. Blog Rangkuman Koneksi Antar Materi - Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan sebagai Pemimpin


Koneksi Holistik Antar Modul dalam Membangun Peran Guru Penggerak Sebagai Pemimpin Pendidikan

 

Koneksi Holistik Antar Modul dalam Membangun Peran Guru Penggerak Sebagai Pemimpin Pendidikan

Oleh : Mukhtarom,S.T.

 

Modul-modul dalam Program Guru Penggerak disusun secara holistik untuk mendukung peran guru sebagai pemimpin pendidikan yang mampu menciptakan perubahan positif dalam sekolah dan masyarakat. Berikut adalah koneksi antara materi-materi dalam modul tersebut:

1. Modul 1.1: Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional Ki Hajar Dewantara

Modul ini menjadi fondasi filosofis dalam seluruh proses pembelajaran guru penggerak. Prinsip pendidikan yang berpusat pada siswa, serta konsep “Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani,” menekankan peran guru sebagai teladan, penggerak, dan pendamping. Filosofi ini menuntun guru untuk mengembangkan lingkungan belajar yang memerdekakan, di mana siswa dapat berkembang secara optimal dalam aspek akademis, sosial, dan emosional.

2. Modul 1.2: Nilai-Nilai dan Peran Guru Penggerak

Modul ini membahas nilai-nilai inti yang harus dipegang oleh guru penggerak, seperti kemerdekaan berpikir, gotong royong, serta keadilan. Nilai-nilai ini selaras dengan filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara, di mana guru harus berperan sebagai agen perubahan dengan mendukung kebebasan berpikir siswa, mendorong kolaborasi, dan menciptakan lingkungan yang adil dan inklusif. Guru penggerak bertanggung jawab tidak hanya pada proses pembelajaran, tetapi juga pada pengembangan moral dan karakter siswa.

3. Modul 1.3: Visi Guru Penggerak

Visi Guru Penggerak adalah menciptakan generasi penerus yang mandiri, kreatif, dan berkarakter kuat. Modul ini mengaitkan refleksi filosofis pendidikan nasional dan nilai-nilai guru penggerak dengan visi yang lebih luas, yaitu memajukan pendidikan Indonesia melalui pembelajaran yang holistik dan mendukung pertumbuhan setiap individu. Guru tidak hanya mengajar, tetapi juga memimpin perubahan yang berkelanjutan dalam sekolah dan komunitas.

4. Modul 1.4: Budaya Positif

Budaya positif di sekolah menjadi faktor penting untuk mewujudkan visi guru penggerak. Disiplin positif, motivasi perilaku, dan penerapan segitiga restitusi adalah konsep-konsep utama dalam modul ini. Filosofi Ki Hajar Dewantara menjadi landasan penerapan budaya positif, di mana siswa diperlakukan sebagai individu yang berhak atas kebebasan belajar dan didukung dengan lingkungan yang memotivasi perkembangan karakter serta akhlak. Budaya ini menciptakan rasa saling percaya dan rasa tanggung jawab bersama antara guru dan siswa.

5. Modul 2.1: Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid (Pembelajaran Berdiferensiasi)

Pembelajaran berdiferensiasi adalah respons terhadap kebutuhan unik setiap siswa. Koneksi antara modul ini dengan refleksi filosofis dan budaya positif terletak pada penghargaan terhadap individualitas siswa. Guru penggerak memahami bahwa setiap siswa belajar dengan cara yang berbeda, dan oleh karena itu, pembelajaran harus disesuaikan baik dari segi konten, proses, maupun produk untuk memastikan semua siswa dapat mencapai potensi maksimalnya.

6. Modul 2.2: Pembelajaran Sosial dan Emosional (SEL)

Modul ini memperkuat peran guru dalam membantu siswa mengembangkan kompetensi sosial-emosional yang penting, seperti kesadaran diri, manajemen emosi, kesadaran sosial, keterampilan berelasi, dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab. Pembelajaran sosial dan emosional sejalan dengan visi pendidikan yang holistik dan pembelajaran berdiferensiasi, karena membantu siswa untuk tidak hanya tumbuh secara akademis, tetapi juga menjadi individu yang tangguh dan berintegritas.

7. Modul 2.3: Coaching untuk Supervisi Akademik

Coaching adalah pendekatan yang memungkinkan guru untuk mendukung perkembangan profesional sesama guru dalam proses supervisi akademik. Ini mendukung peran guru sebagai pemimpin pembelajaran yang terus berinovasi dan berkembang. Dalam modul ini, coaching berfokus pada pengembangan refleksi dan peningkatan praktik pengajaran melalui pendekatan kolaboratif dan berbasis nilai-nilai kebajikan. Guru penggerak juga berperan sebagai fasilitator perubahan, baik bagi murid maupun rekan sejawat.

 

8. Modul 3.1: Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan sebagai Pemimpin

Sebagai pemimpin pembelajaran dan agen perubahan, guru penggerak dihadapkan pada pengambilan keputusan yang harus berlandaskan pada nilai-nilai kebajikan seperti integritas, keadilan, dan tanggung jawab. Modul ini memperkuat koneksi dengan semua modul sebelumnya, karena keputusan yang diambil oleh guru penggerak harus selalu mendukung visi pendidikan yang berkeadilan, mengutamakan kemaslahatan siswa, serta membangun lingkungan belajar yang positif dan inklusif.

 

Kesimpulan Koneksi Antar Modul

Semua modul dalam program Guru Penggerak berinteraksi secara sinergis untuk membentuk guru yang tidak hanya unggul dalam pengajaran, tetapi juga berperan sebagai pemimpin perubahan dalam pendidikan. Filosofi Ki Hajar Dewantara memberikan dasar yang kokoh bagi guru penggerak untuk menerapkan nilai-nilai kebajikan, menciptakan budaya positif, dan memastikan pembelajaran yang inklusif dan berdiferensiasi. Dengan keterampilan sosial-emosional yang kuat serta kemampuan coaching untuk supervisi akademik, guru penggerak mampu mempengaruhi lingkungan sekolah secara positif dan membuat keputusan yang berdampak pada kesejahteraan semua pemangku kepentingan dalam pendidikan.